Adakah cowok normal yang mau ama gay?
hidup adalah perjalanan yang
harus di ikuti kisahnya,tapi jika kisah itu tak menarik haruskah kita
berkewajiban meneruskan perjalanan itu jika kita tak sanggup melanjutkan
kisahnya?
entah-lah aku tak tau apa yang terjadi sampai aku jadi gay
aku benar benar tak mengerti mengapa semua bisa terjadi
tak ada hal yang aneh dengan masa kecil ku,pergaulan ku bagus tapi kenapaatibaa tiba aku jadi suka ama cowok cakep danatletiks?
semua nya mungkin karna rasa sakit hatiku sama yulu yang tlah mempermainkan aku waktu smp,ato karna rasa minderku sama fisikku?
entah lah apa yang terjadi yan jelas kini aku sudah 27 tahun ,usia yang
tua dan aku blum bisa juga berubah ,aku belum bisa menghidupkan kembali
perasaanku trhadap wanita.
kini aku kerj adi pabrik wig dekat rumahku,aku mau masuk ke sini karna
harus menunggu ayahku yang tinggal sendiri di rumah,tapi aku jga
berharap bisa berubah dan berharap bisa menemukan cinta kembali terhadap
perempuan,tapi aku salah aku justru jatuh cinta sama dua orang cowok
yang sudah beristri,sebut saja S dan A.
S sebenarnya aku awalnya ga suka ama dia waktu pertama kali ngliat,aku
mulai suka ketika kami ngobrol sambil bercanda,aku gak sengaja menatap
matanya,aku gak tau pasti yang pasti aku jadi suka ama dia ketika aku
suka menatap matanya,ada rasa nyaman yang hinggap dihatiku,aku mrasa
damai.
sedang A mungkin aku hanya trtarik ama wajah tampan dan tubuhnya yang
atletis,aku susah untuk sekedar ngobrol ama dia karna dia rada sedikit
sombng
sekarang aku tersiksa,karna perasaanku ini,aku bimbang aku gak sanggup
nglupai mereka,aku suka sedih kao mereka nyuein aku,aku inin keluar tapi
aku harus kerja dimana?aku juga gak bakalan bisa dapt uang wat
kebutuhan sendiri,tapi aku juga gak mau stress dengan prasaanku ini tiap
liat mereka.
APA YANG HARUS AKU LAKUKAN?
Aakah aku harus juur sama mereka tentang perasaanku kepada mreka berdua?
Apakah aku harus kuar dari pekerjaanku karna aku tak sanggup menyembuyikan perasaanku ii tiap kali melihat mereka?
Atauah aku harus menakhiri kisah hidupku yang tak sempurna ini?
Daddy
Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak
Kalo menurut situs
free to be me, ada beberapa hal yang bisa membuat orang MENGIRA dirinya
gay. Sudah terlalu sering kita mendengar jargon2 yang diucapkan secara
otomatis tanpa dipikir seperti, "gay terlahir begitu, ada faktor
genetiknya" atau "terimalah dirimu sendiri, gak usah diingkari nanti
kamu bakalan menderita." dll. Jarang ada yang menyadari bahwa
homoseksualiats adakalanya adalah CERMINAN DARI MASALAH ASLI YANG
TERSEMBUNYI DI BALIKNYA.
Dalam kasus anda, harga diri yang rendah akibat fisik yang dianggap
kurang sempurna membuat anda mengidolakan laki2 lain yang anda anggap
fisiknya lebih sempurna. Karena anda tidak mungkin mengubah fisiknya
menjadi milik anda, maka secara psikologis anda berusaha "memilikinya"
secara fisik. Anda jadi mendambakannya secara person, bukan mengagumi
fisiknya saja.
Pengalaman masa lalu juga berperan dalam kasus anda. Pengalaman buruk
dikecewakan oleh lawan jenis (atau bisa juga pengalaman seksual dengan
sesama jenis baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan) dapat terekam
di otak anda. Anda jadi enggan terhadap lawan jenis karena takut
dipermainkan lagi, atau ingin mengulangi lagi peristiwa dengan sesama
jenis tersebut karena waktu itu anda kebetulan bisa menimatinya, atau
jika anda jadi korban pelecehan, anda berusaha mengulanginya karena
sebagai korban harga diri anda jatuh dan anda berusaha untuk membalik
posisi anda menjadi pelaku agar harga diri anda naik kembali.
Anda juga bilang suka waktu bertatapan mata. Ini bisa berarti bahwa anda
mendambakan perhatian dan penerimaan oleh figur laki2 lain, mungkin
figur ayah. Jadi, ketika ada yang bertatapan dnegan anda, anda merasakan
kehausan anda terpuaskan meski sedikit. Coba ditilik kembali bagaimana
kualitas hubungan anda dengan ayah anda, karena sebagian homoseks
mengalami father wound akibat ayah yang jauh atau dingin.
Saran saya, jangan keburu2 memvonis diri anda sebagai homoseks, apalahi
sebagai gay. Saya percaya bahwa ketertarikan homoseksual anda saat ini
cuma gejala, bukan masalah yang sesungguhnya. Saya amat yakin anda bukan
gay, karena gay adalah homoseks yang menganggap bahwa mereka dilahirkan
atau dikodratkan demikian dan tidka bisa diubah sehingga yakin
menjalani hidup sebagai gay adalah satu2nya jalan keluar. Anda justru
sebaliknya, sehingga lebih tepat jika anda disebut sebagai (homoseks)
non-gay.
Hubungilah psikolog terdekat yang memahami terapi konversi atau
reparatif. Isilah waktu luang anda dengan kegiatan2 yang berguna atau
yang bermanfaat bagi peningkatan spiritual anda. Pilihlah teman yang
bisa memotivasi anda untuk semakin sabar dan tabah terhadap cobaan ini,
bukan yang mendorong anda untuk masuk ke dunia gay.
Terbuka pada pria straight tentang perasaan anda, pindah kerja, atau
bunuh diri are not the options! Cukuplah anda mendoakan agar Tuhan
menjaga kehormatan mereka dari hasrat anda.